WONG NU

WONG NU
NU

Minggu, 19 Februari 2012

UDUD DULU

"...bar mangan paling enak udud dulu..."sepenggal dari syair yang dilantunkan oleh ki entus susmono dalang kondang asal tegal.rokok yang dalam bahasa tegalannya adalah udud untuk sebagian orang yang menghisapnya adalah merupakan sebuah kenikmatan yang luar biasa apalagi kalau di temani dengan kopi tubruk,kacang tanah dan cemilan lainnya.sehingga tidak salah kalau ada perokok yang memberi istilah tidak merokok sama saja dengan orang yang baru buang air besar tidak cebok(tidak dibersihkan).itulah barangkali bagi perokok menikmati hisapannya.
rokok memang fenomenal,ada yang menikmatinya ada juga yang membencinya bahkan melarangnya.fenomenalnya dapat dilihat dari banyak aspek yaitu agama,sosial budaya dan hukum.dari sudut agama memang tidak di temukan dalil yang secara implisit berbicara tentang rokok akan tetapi dilihat dari kontekstualitasnya bisa di pahami melalului kaidah usul fiqh ladhiror
dilihat dari kerusakannya atau bisa dilihat dari sisi kesehatan banyak pakar yang menganalisis akibat dari asap rokok,baik yang aktif ataupun yang pasif sangat mengganggu kesehatan bagi pemakainya. di lihat dari sosial budaya memang rokok sudah begitu tak terpisahkan dari kehidupan dan memang sangat komprehensif dalam memandang rokok secara budaya sebagian orang sudah mentuhankannya artinya rokok di hubungkan dengan kematian. sebagian orang berpendapat kalau rokok dapat merusak kesehatan (paru-paru) dan dapat mengakibatkan kematian . pendapat tersebut dapat di bantah dengan mengatakan anak usia 5 tahun saja bisa kena penyakit paru-paru sedangkan perokok yang usianya 50 tahun saja tetap sehat. dunia olahragapun ikut andil didalamnya lihat saja ISL indonesia super ligue di sponsori habis-habisan oleh produk rokok terkenal. dilihat dari sisi hukum pemerintah provinsi dki Jakarta sudah membuat PERDA larangan merokok di tempat umum pro kontra bermunculan dengan adanya perda tersebut. kalau larangan tersebut sampai di undangkan menjadi undang-undang tentu banyak sekali pertanyaan yang di tujukan kepada pengambil kebijakan.salah satu contoh pertanyaan seandainya rokok di larang atau pabrik penghasil rokok di tutup bagaimana nasib ribuan karyawannya?bagaimana nasib keluarga yang menggantungkan nasibnya pada pabrik rokok tersebut?bagaimana nasib petani tembakau?
inilah mungkin yang menjadi pekerjaan rumah yang berat bagi pengambil kebijakan dan masyarakat, perlu formula penyadaran yang memang tidak ada.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar